ARTIKEL GEGURITAN
Disusun oleh Soepartini, S.Pd
Pengertian Geguritan
Geguritan merupakan salah satu jenis karya sastra kuna bersifat anonim yaitu tanpa nama pengarang ataupun penulis. Geguritan dalam bahasa indonesia disebut sebagai puisi. Keduanya merupakan sebuah karya yang sama, hanya pada bahasanya yang membedakan. Geguritan termasuk dalam sastra yang indah, karena isinya merupakan ungkapkan dari perasaan seseorang.
Kata geguritan dalam kamus Baoesastra, berasal dari kata “gurit” artinya tulisan, kidung. Geguritan berarti tembang (uran-uran) mung awujud purwakanthi (Baoesastra Jawa, 1939: 157). Dalam Kamus Umum Indonesia dijelaskan geguritan itu berasal dari kata gurit artinya sajak atau syair” (Poerwadarminta, 1986: 161). Sedangkan dalam Kamus Kawi Indonesia diungkapkan “gurit artinya goresan, dituliskan”.
Pengertian geguritan adalah ciptaan sastra berbentuk syair yang biasanya dilagukan dengan tembang (pupuh) yang sangat merdu. Namun seiring berjalannya waktu, berkembangnya bahasa dari masa ke masa, menyebabkan pergeseran penggunaan istilah geguritan. Puisi Jawa yang berkembang pada saat ini, yang lebih bersifat bebas, memiliki tipografi yang bebas, tidak terikat pada pupuh-pupuh dan aturan purwakanthi, serta tidak bersifat anonim.
Menurut Hadiwijaya (1967: 129) arti geguritan sebagai berikut:
Geguritan iku golongane sastra edi (puisi) cengkok anyar, wedharing rasa edi, kelair basa kang laras runtut karo edining rasa, nanging ora usah kecancang ing patokan-patokan, wilangan dhong-dhing kang tetep tinamtu, beda banget karo sipating tembang macapat lan sapanunggalane.
“Geguritan adalah golongan sastra yang indah (puisi) Jawa cara baru yang mengungkapkan perasaan senang, ungkapan bahasa yang sesuai dengan keindahan rasa tetapi tidak berpedoman pada aturan guru gatra, guru wilangan dan guru lagu tertentu berbeda dengan sifat tembang macapat dan lain sebagainya”.
Sedangkan menurut Subalidinata (1999) menyatakan bahwa:
Geguritan yaiku iketaning basa kang memper syair, mula ana sing ngarani syair Jawa gagrag anyar.
“Geguritan adalah susunan bahasa seperti syair sehingga ada yang menyatakan syair Jawa cara baru”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka pengertian geguritan adalah susunan bahasa seperti syair yang termasuk golongan puisi Jawa baru yang berisi pengungkapan perasaan penyair secara indah yakni keindahan yang mengarah pada pengalaman estetik serta tidak terikat oleh aturan kebahasaan. Geguritan merupakan salah satu bentuk puisi yang menggunakan media berbahasa Jawa.
Geguritan ditinjau dari unsur intrinsik pembentuknya, terdiri dari dua unsur yaitu bangun struktur dan lapis makna. Bangun struktur yang merupakan unsur pembentuk puisi yang dapat diamati secara visual karena dalam puisi juga terdapat unsur-unsur yang hanya dapat ditangkap melalui kepekaan batin dan daya kritis pikiran pembaca. Unsur tersebut meliputi (1) bunyi, (2) kata, (3) larik atau baris, (4) bait dan (5) tipografi. Unsur yang tersembunyi di balik bangun struktur puisi disebut dengan istilah lapis makna. Unsur lapis makna sulit dipahami sebelum memahami bangun strukturnya lebih dahulu (Aminuddin, 1995:136-147).
Keindahan pada geguritan dibangun oleh seni kata yang merupakan ekspresi jiwa yang di tuangkan kedalam kata-kata yang indah. Untuk menciptakan bahasa yang estetik dalam geguritan, penyair menggunakan kata-kata yang ambiguitas, konotatif atau berjiwa, rima, majas, irama dan repetisi (pengulangan kata). Pemilihan kata dalam sebuah puisi berkaitan erat dengan penggunaan gaya bahasa sebagai sarana untuk mendapatkan keindahan pada karya tersebut.
2 Komentar
Kerenn,kalo gini caranya siswa makin semangat belajarnya👌
BalasHapuswaaahhh, mantapp sekali idenya semoga bisa bermanfaat untuk murid"nya, salam sejahtera bagian dari sewa Infocus terdekat
BalasHapusPengunjung yang baik, silahkan beri komentar yang baik dan positif
Terima kasih atas kunjungan anda